Assalamualaikum, ternyata ketemu lagi secepat ini hehe.
Aku mau cerita pengalaman kena Covid-19, tapi yang kena suamiku begini ceritanya:
- 4 Februari 21, Suami kerja sudah mulai pemeriksaan, ngantor di auditee. Hari ini tim suamiku swab/rapid antigen karena rencananya besok ada yang mau pulkam/mudik, yang 1 tim sama suamiku kebetulan PJKA semua. Hasilnya ada 1 yang positif, Mr. Z, sedangkan suamiku dan 3 teman yang lain negatif. Mr. Z lanjut PCR. Pulang kantor suamiku langsung jaga jarak sama kami yang di rumah, dia tidur sendiri di kamar depan lantai atas. Belum isoman, kami sudah tidak kontak fisik tetapi aku dan suami masih sering berdekatan. Aku tidur bareng Baran di lantai atas. Kebetulan Anesa lagi ngungsi ke bawah mau disuruh tidur cepat karena kalau tidur sama aku biasanya jam 1an baru tidur.
- 5 Februari 21, Suami pulang cepat, hasil Mr. Z sudah keluar, positif. 1 tim suamiku lanjut PCR. Suami masih jaga jarak, tapi ya kami masih berdekatan karena aku kan masih ngurusin makan minum dan segala macam, kamar mandi juga bareng. Sore hari suamiku naik sepeda sendirian rute seperti biasa. Aku masih tidur bareng baran, Anesa tidur di bawah. Rara, mamaku dan 2 adikku memang selalu tidur dibawah. Mas Ady juga jarang turun.
- 6 Februari 21, Aku dan suami olah raga, aku lari sedangkan suami naik sepeda, seperti biasa dia minjem jam tanganku, abis itu aku pake untuk lari. Siang hari hasil lab suami keluar, positif corona CT value 34,4. Selain suamiku, ada juga yang positif hasilnya yaitu Ms. S. Aku langsung menghubungi dokter di komplekku, ngabarin suami positif corona. Aku dan Baran minta dites PCR (pengalaman pertama tes Covid-19 nih, ternyata tidak sakit). Sore hari tes PCR home visit, biayanya 900rb per orang dan biaya home visit 100rb. Adikku yang di Pavilion juga ikut tes, tapi dia tes di mobil saja. Untuk suami, aku minta diresepkan obat ke dokter, diresepkan obat-obat ini: vitamin becom Zet 14 tablet, vitamin D3 14 tablet, Laprosin 14 tablet, Oseltamivir 14 tablet total Rp661.850. Dari kantor juga sebenernya bisa dapat obat, tapi kami maunya cepat, jadi langsung beli aja. Dari kantorku dapat jatah PCR juga buat pegawai tapi aku maunya cepat jadi tes mandiri, pake asuransi juga ngga bisa di-cover.
- 7 Februari 21, Masih nunggu hasil, aku dan Baran jaga jarak dengan anggota lain. Kondisi suami stabil (ada asma dan darah tinggi jadi perlu waspada kalau ada kondisi yang ngga biasa). Panduan isoman dikasih ama dokter kantor. Dapat bantuan sembako dan bahan pangan dari RT dan warga juga. Suamiku nyuci baju dan piring sendiri, aku cuma drop makanan dan kebutuhan yang lain.
- 8 Februari 21, Hasil PCR swab Aku dan Baran negatif, alhamdulillah. Obat dari kantor datang pake gojek, ada 3 paket untuk suamiku, aku dan Baran. Suami stop obat dari dokter komplek, lanjut pake obat dari kantor.
- 9 Februari-10 Februari 21, Suami masih isoman, kami masih tetap jaga jarak, pakai masker, alat makan minum pakai masing-masing dsb. Prokes jalan terus ya, jangan abai. Alhamdulilah dapet kiriman dari tetangga-tetangga, makasih banyak ya.
- 11 Februari 21, Suami tes PCR lagi di RS Pelni, berangkat pagi. Aku beliin Sterimar nose hygiene dan comfort di tokopedia. Suami masih kerja kayak biasa, aku juga WFH, anak-anak SFH.
- 12 Februari 21, Hasilnya masih positif, CT value turun jadi 19,76.
- 13-17 Februari 21, Kondisi suami stabil. Kondisi kami sekeluarga juga stabil. Mr. Z udah sembuh alhamdulillah. Aku beliin Rhea Health Tone di tokopedia.
- 18 Februari 21, Papi tes PCR lagi di RS Pelni, berangkat jam 9an. Ms. S udah sembuh.
- 19 Februari 21, Hasilnya masih positif, CT value naik jadi 25. Sebenarnya menurut WHO kalau sudah isoman 13 hari sudah dinyatakan sembuh untuk yang gejala ringan, untuk yang OTG malah cukup isoman 10 hari, tes PCR dengan hasil positif tidak selalu menandakan virus Corona di tubuh pasien masih aktif. Bisa saja tes PCR tersebut mendeteksi virus yang sudah mati, karena sistem kekebalan tubuh sudah mampu mengendalikannya. Tapi ya karena di rumah ada 3 anak dan 1 lansia jadi mending nunggu negatif dulu deh. Besoknya dikirimin obat herbal 3 botol sama teman setim suamiku. Mamaku dan adikku yang pertama tes swab antigen hari itu juga, hasilnya negatif semua.
- 24 Februari 21, Papi tes PCR lagi di RS Pelni, berangkat jam 9an. Kemarin suamiku pindah kamar, biar bisa main drum, jatahnya 10 hari.
- 25 Februari 21, Hasilnya masih positif, CT value naik jadi 34,4. Sabtu rencananya mau PCR di tempat lain. Dikirimin lagi obat herbal 5 botol, kali ini bayar 750rb, lumayan harganya.
- 27 Februari 21, PCR di RS Premier Bintaro, jadwal jam 8. Ambil paket yang hasil 12 jam. Biaya 1,2 juta. Hasil keluar jam 20.00 alhamdulillah udah negatif. Total isoman 22 hari.
